Nama Kampung Trusmi kini kian bersemi. Di sinilah pusat industri batik dan wisata kuliner Cirebon terpelihara. Tidak hanya wisatawan lokal yang datang ke kampung ini. Pelancong dari Jepang, Amerika, dan Australia pun tak sungkan masuk ke gang-gang Kompleks Trusmi.
Kampung Trusmi di Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, memang sedang naik daun karena produksi batiknya menembus selera konsumen dari kelas lokal hingga internasional. Di sana ada sekitar 3.000 perajin batik.
Kini, hampir setiap rumah mempunyai ruang pamer batik buatannya. Mau cari batik dengan harga Rp 25.000 hingga Rp 16 juta pun tersedia. Tergantung isi kantong dan selera. Rumah pamer tersebut mirip toko atau butik.
Rumitnya motif, kualitas bahan, dan lamanya pengerjaan, menjadi pertimbangan dalam menentukan harga. Terkadang untuk memproduksi batik tulis halus motif mega mendung dengan tujuh tingkatan warna dibutuhkan waktu dua atau tiga bulan.
Rumah pamer tersebut ada yang memang memiliki perajin sendiri tapi juga ada yang memesannya pada perajin batik yang berada di Desa Kali Tengah, Kecamatan Cirebon Barat. Para perajin batik itu biasanya sudah turun temurun. Salah satunya Ogiyono (31). Ia sudah mulai belajar membatik sejak usia 18 tahun, mengikuti jejak orangtuanya yang sudah terlebih dahulu terjun sebagai pekerja batik. "Tapi orangtua khusus membuat batik cetak, sedangkan saya mengkhususkan diri pada batik tulis. Memang agak rumit tapi lebih berseni," ujar Ogi.
Dari awalnya ikut orang lain, lama kelamaan Ogi berhasil menjadi salah satu juragan batik di Desa Kali Tengah, Kecamatan Cirebon Barat ini. Meskipun tidak terlalu besar, dia kini mempekerjakan empat orang sebagai pembatik tulis dan 12 pembatik cetak.
Para pekerjanya bekerja pukul 08.00-16.00 dari hari Senin hingga Sabtu. Seorang pekerja biasanya memegang tiga lembar kain. Motif yang biasa mereka buat adalah mega mendung, keraton cirebon, tiga negeri.
Menurut Ogi, tak jarang ada pesanan khusus dari pemilik butik untuk dibuatkan motif tertentu. Sehingga mereka tinggal mengikuti saja atau hanya tinggal memberikan warna. Produk pesanan ini bukan produk massal.
Sebelumnya, untuk memasarkan batik-batik itu dilakukannya langsung dengan mengirim barang ke Jakarta dan Jatibarang. Namun sejak adanya rumah pamer dan butik yang ada di Trusmi, Ogi tidak perlu langsung memasarkannya.
Hal ini diakui juga oleh Lisa Susanti (42), salah satu pemilik rumah batik di Trusmi. Ia selain memiliki pekerja yang membuat batik secara massal, juga memesan batik dari perajin lainnya, dengan alasan untuk memperbanyak variasi batik.
"Ya sebenarnya produksi sendiri lebih banyak untungnya, tapi juga ada risikonya, karena belum tentu laku. Tapi kalau ambil dari perajin lain kita bisa lihat mana yang laku, dan sistemnya bayar belakangan," ujar Lisa yang meneruskan usaha orangtuanya.
Selain memasarkan di daerah Cirebon, ia juga memasarkan batik ke Jakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Medan. Karenanya sudah ada beberapa pelanggan yang memesan beberapa kodi.
Selera konsumen
Meskipun pasar batik sebenarnya cukup luas, sebagian perajin batik di Jawa Barat masih kesulitan menemukan pasar. Pembatik kecil juga masih bergelut dengan persoalan modal. Sendy Ramania Yusuf, Ketua Yayasan Batik Jawa Barat, mengemukakan bahwa persoalan itu ditemukan di hampir semua sentra batik, antara lain Cirebon, Ciamis, dan Indramayu.
Selera konsumen menjadi salah satu faktor pemicu, misalnya terkait tren yang tidak sesuai dengan selera konsumen. "Itu salah satu hal yang membuat batik belum terbuka benar bagi sebagian pembatik," kata Sendy.
Menurut istri Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf itu, yayasan akan membantu perajin dalam pengembangan desain batik. Akan diupayakan pula membuka peluang pusat kerajinan batik sebagai pusat wisata belanja lokal dan internasional.
Perajin batik mempunyai peluang di pasar dalam negeri dan internasional. Perajin yang bisa menembus pasar luar negeri biasanya adalah perajin yang sudah bisa menyesuaikan dengan keinginan pasar.
Permodalan juga menjadi persoalan pembatik kecil. Sebagian dari mereka kesulitan mendapatkan akses pinjaman dengan bunga rendah ke bank. "Dalam hal ini kami akan berusaha menjembatani. Kami sudah menjalin kerja sama dengan bank agar mereka bisa menyalurkan program corporate social responsibility (tanggung jawab sosial perusahaan) mereka ke perajin batik," kata Komarudin Kudiya, Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat.
Menurut Komarudin, yayasan akan membantu perajin dari sisi penjualan dan peralatan. Dalam hal peralatan, yayasan menyumbangkan kompor gas hemat energi kepada pembatik sebagai stimulus untuk kemajuan industri mereka. (dam)
Motif-motif Batik Cirebon
Batik trusmi memiliki ciri khas yang membedakan dengan batik lainnya. Ragam motif batik trusmi tidak terlepas dari sejarah pembuatannya. Misalnya percampuran kepercayaan, seni dan budaya yang dibawa etnis dan bangsa pada masa lampau. Seperti diketahui, pada abad ke-20, Cirebon merupakan pelabuhan yang ramai dikunjungi pedagang dari China maupun Timur Tengah.
Motif batik trusmi yang merupakan proses percampuran antara budaya, kepercayaan, dan etnik adalah motif paksinaga liman dan motif singa barong, yang merupakan dua kereta Kerajaan Cirebon: Kesepuhan dan Kanoman. Replika bentuk binatang khayal berupa singa barong dan peksi nagaliman merupakan wujud perpaduan budaya China, Arab, dan Hindu.
Dua corak batik trusmi menjadi ikon batik nasional, yaitu motif keratonan dan motif pesisiran. Motif keratonan biasanya menggunakan bentuk yang diambil dari lingkungan keraton, seperti Taman Arum Sunyaragi, Kereta Singa Barong, Naga Seba, ayam alas, dan wadas. Warna yang digunakan pada batik ini cenderung gelap, seperti cokelat dan hitam.
Motif keraton terbagi dalam dua jenis. Pertama, yang biasa dipergunakan punggawa atau abdi dalem. Jenis motif batik untuk punggawa kuat dan besar. Kedua, yang biasa dipergunakan kalangan ningrat. Ragam hiasnya halus dan kecil. Warna-warna batik keraton asli Cirebon umumnya sogan, hitam, biru tua, dan kuning.
Adapun motif pesisiran biasanya memiliki ciri gambar lebih bebas, melambangkan kehidupan masyarakat pesisir yang egaliter. Misalnya gambar aktivitas masyarakat di pedesaan atau gambar flora dan fauna yang memikat, seperti dedaunan, pohon, dan binatang laut. Warna pada motif pesisiran cenderung terang, seperti merah muda, biru laut, dan hijau pupus.
Penciptaan terhadap motif batik trusmi memiliki latar historis yang kuat. Motif yang dibuat adalah simbol dari apa yang dikehendaki atau menceritakan latar sosial tertentu. Misalnya jenis motif pusar bumi, yang menggambarkan sebuah lubang di puncak Gunung Jati, tempat pemuka agama Islam bermusyawarah, atau batik ayam alas gunung yang menjadi perlambang penyiaran dan penyebaran agama Islam dari bukit Gunung Jati.
Batik taman arum sunyaragi melambangkan sebuah taman yang harum, tempat para raja bersemadi untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Pencipta. Kebudayaan China yang mengilhami motif batik trusmi disebut dengan batik piring dan piring selampad. Ini berasal dari susunan piring porselen China yang dipakai sebagai hiasan dinding Astana Gunung Jati dan keraton.
Sedangkan motif bergaya China ini merupakan pengaruh akumulasi selera juragan-juragan batik keturunan China waktu itu. Batik produk juragan China ini umumnya berwarna merah, biru, hijau, dan putih. Itu menjadi warna khas batik pesisir.
Besarnya pengaruh budaya dan kepercayaan pada motif batik, di antaranya ada yang terasa begitu kental dengan kepercayaan berbau mistik. Sebut saja nama batik kapal keruk, yang menurut kepercayaan, sangat baik dipakai mereka yang ingin menambah dan menggali ilmu.
Lain halnya dengan batik kapal kandas, yang konon sebaiknya dipakai oleh orang yang sudah matang dan dewasa dalam segalanya dan tangguh menghadapi liku-liku kehidupan dalam menggapai maksud tujuan.
Sumber : Kompas.com
Selengkapnya...
Cari dan temukan disini, Budidaya, Peternakan, Bisnis,Budaya,Pariwisata
Silakkan di manfaatkan, data di ambil dari berbagai sumber Ya Semoga Bermanfaat.
Minggu, 25 Juli 2010
Batik Trusmi Cirebon
Sabtu, 24 Juli 2010
Budidaya Pohon Jati
Siapa yang tidak kenal dengan Kota Blora? Kota kecil namun tenang, terletak di Pripinsi Jawa Tengah bagian timur. Berbatasan antara Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Banyak juga orang yang menyebutnya dengan “kota sate”.
Tetapi pada saat ini kita tidak akan membicarakan masalah makanan, terutama sate. Ada satu hal lagi yang menarik dari Kota Blora, dan ini lebih terkenal, tidak hanya di Jawa Tengah, namun di seluruh Indonesia bahkan sampai ke manca negara. Apalagi kalau bukan pohon jati. Jadi, kalau bapak ibu datang ke kota Blora, tengok aja ke kanan kiri jalan pasti akan disuguhi pemandangan yang indah, yakni hutan jati.
Mungkin Anda penasaran, bagaimana cara membudidayakan pohon jati supaya dapat tumbuh dengan subur. Apabila Anda tertarik, ikuti petunjuk berikut ini !
Sebelum mulai menanam pohon jati, ada beberapa tips/cara yang perlu kita perhatikan.
• Pilihlah benih jati yang baik dengan ketentuan berdiameter 1-1,5 cm.
• Jemur benih jati tersebut sampai betul-betul kering.
• Setelah bibit jati itu kering, rendamlah bibit tersebut dengan campuran air accu dan air tawar dengan perbandingan 1 : 10 ( air accu 1 liter perlu air tawar 10 liter ) selama 3 hari.
• Selanjutnya benih jati tersebut diangkat dan ditiriskan atau ditus selama 0,5 sampai 1 hari.
• Siapkan media / bedeng tabur ukuran sembarang, dan di sekelilingnya dibuatkan pembatas.
• Setelah media / bedeng siap, taburkan benih jati tersebut di atas bedengan.
• Setelah benih jati ditabur semua, kemudian benih tersebut kita timbun dengan pasir hitam/pasir bengawan setebal 1,5-2 cm.
• kemudian kita tutup bedeng tersebut dengan plastic, kalau tidak ada plastic bias kita tutup dengan dedaunan.
• Selama di dalam bedeng, benih tidak boleh kering harus diatur kelembabannya.
• Kemudian kita tunggu selama 7 – 14 hari.
• Kalau sudah berkecambah harus kita pindahkan ke polibek yang sebelumnya sudah kita siapkan.
• Polibek yang kita siapkan berisi tanah, pupuk organic/kandang, dan rambut padi, dengan perbandingan 1 : 3 : 2.
Selamat mencoba………………………………!
Ditulis oleh : Sarjono,S.Pd ( LRC Borobudur Banjarejo Blora.)
Selengkapnya...
Sejarah Cirebon
Asal kota Cirebon ialah pada abad ke 14 di pantai utara Jawa Barat ada desa nelayan kecil yang bernama Muara Jati yang terletak di lereng bukit Amparan Jati. Muara Jati adalah pelabuhan nelayan kecil. Penguasa kerajaan Galuh yang ibu kotanya Rajagaluh menempatkan seorang sebagai pengurus pelabuhan atau syahbandar Ki Gedeng Tapa. Pelabuhan Muara Jati banyak di singgahi kapal-kapal dagang dari luar di antaranya kapal Cina yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat, yang di perdagangkannya adalah garam, hasil pertanian dan terasi.
Kemudian Ki Gendeng Alang-alang mendirikan sebuah pemukiman di lemahwungkuk yang letaknya kurang lebih 5 km, ke arah Selatan dari Muara Jati. Karena banyak saudagar dan pedangan asing juga dari daerah-daer5ah lain yang bermukim dan menetap maka daerah itu di namakan Caruban yang berarti campuran kemudian berganti Cerbon kemudian menjadi Cirebon hingga sekarang.
Raja Pajajaran Prabu Siliwanggi mengangkat Ki Gede Alang-alang sebagai kepala pemukiman baru ini dengan gelar Kuwu Cerbon. Daerahnya yang ada di bawah pengawasan Kuwu itu dibatasi oleh Kali Cipamali di sebelah Timur, Cigugur (Kuningan) di sebelah Selatan, pengunungan Kromong di sebelah Barat dan Junti (Indramayu) di sebelah Utara.
Setelah Ki Gedeng Alang-alang wafat kemudian digantikan oleh menantunya yang bernama Walangsungsang putra Prabu Siliwanggi dari Pajajaran. Walangsungsang ditunjuk dan diangkat sebagai Adipati Carbon dengan gelar Cakrabumi. Kewajibannya adalah membawa upeti kepada Raja di ibukota Rajagaluh yang berbentuk hasil bumi, akan tetapi setelah merasa kuat meniadakan pengiriman upeti, akibatnya Raja mengirim bala tentara, tetapi Cakrabumi berhasil mempertahankannya.
Kemudian Cakrabumi memproklamasikan kemerdekaannya dan mendirikan kerajaan Cirebon dengan mamakai gelar Cakrabuana. Karena Cakrabuana telah memeluk agama Islam dan pemerintahannya telah menandai mulainya kerajaan kerajaan Islam Cirebon, tetapi masih tetap ada hubungan dengan kerajaan Hindu Pajajaran.
Semenjak itu pelabuhan kecil Muara Jati menjadi besar, karena bertambahnya lalu lintas dari dan ke arah pedalaman, menjual hasil setempat sejauh daerah pedalaman Asia Tengara. Dari sinilah awal berangkat nama Cirebon hingga menjadi kota besar sampai sekarang ini.
Pangeran Cakra Buana kemudian membangun Keraton Pakungwati sekitar Tahun 1430 M, yang letaknya sekarang di dalam Komplek Keraton Kasepuhan Cirebon.
Selengkapnya...
Senin, 12 Juli 2010
Budidaya Lebah Madu
Modal yang diperlukan dalam beternak lebah madu adalah pengetahuan dasar dalam beternak lebah madu, investasi modal tetap yang diperlukan dalam kegiatan budidaya lebah madu selama beberapa periode pemanenan termasuk alat-alat produksi dan koloni lebah madu minimal 40 kotak idealnya adalah 100 kotak koloni lebah madu.
Pemilihan bibit Lebah Madu jenis unggul
Ciri-ciri bibit lebah madu kwalitas super:
Mempunyai Ratu lebah yang secara fisik bagus dan berusia antara 3 bulan sampai 1 tahun
Jumlah dan kwalitas telor yang dihasilkan Ratu lebah banyak
Hasil panen lebih banyak baik hasil madu, bee pollen, royal jelly dan propolis
Larva lebah yang dihasilkan lebih segar
Lebah biasanya lebih agresif
Memperbanyak koloni lebah madu
Beternak lebah madu agar menghasilkan keuntungan yang optimal seorang peternak lebah madu harus mempunyai minimal 100 kotak koloni lebah madu. Langkah-langkah untuk meningkatkan jumlah koloni lebah madu:
Gembalakan lebah madu pada lokasi yang tersedia pakan cukup banyak. Dengan tersedianya pakan yang cukup maka ratu lebah akan lebih banyak menghasilkan telor dan lebah pekerja juga lebih giat membuat sarang baru.
Menyiapkan calon Ratu lebah madu untuk ditempatkan dalam koloni lebah madu yang baru.
Memisahkan koloni lebah madu yang sudah padat ke dalam kotak koloni lebah madu yang baru dan ditempatkan calon ratu lebah baru atau ratu lain yang sudah jadi.
Membuat calon Ratu Lebah
1. Ambil larva lebah madu yang baru menetas usia 1 hari
2. Masukan kedalam satu potong frame Royal jelly
3. Frame Royal jelly yang sudah terisi larva lebah madu di tempatkan pada kotak super ( kotak lebah madu yang berisi koloni lebah madu minimal 2 tingkat)
4. Sekat/pisahkan kotak super lebah madu tersebut dengan ratu lebah berada di kotak bawah dan frame royal jelly calon ratu lebah madu di tempatkan pada kotak atasnya. Sehingga ratu lebah madu tidak bisa mendekati calon ratu lebah madu.
5. Diamkan selama 11 hari sampai calon ratu lebah menjadi kepompong.
6. Setelah sebelas hari calin ratu di pindahkan ke kotak lebah yang besisi koloni lebah tanpa ada ratunya.
7. 13 hari calon ratu lebah keluar kepompong dan langsung diangkat menjadi ratu lebah oleh koloni lebah tersebut
8. Bisanya setelah seminggu ratu lebah siap untuk kawin dan mengembangkan koloni lebah yang baru ditempati tersebut.
Peralatan Beternak Lebah Madu :
Kotak lebah, tempat koloni lebah madu terbuat dari kayu Suren atau Mahoni
Alat pengasap untuk menjinakan lebah madu yang agresif
Masker pelindung serangan lebah madu
Pengungkit sisiran
Sikat sisiran lebah madu
Sisiran yang terbuat dari rangka kayu dan ditengahnya diberi kawat sebagai penahan landasan sarang lebah madu
Pollen Trap untuk panen Bee Pollen
Frame Royal jelly untuk panen Royal Jelly dan membuat calon Ratu Lebah
Extraktor untuk panen Madu
Penggembalaan Lebah Madu
Antara bulan Mei hingga September adalah masa dimana peternaka lebah menggembalakan lebah madunya ke perkebunan-perkebunan yang menyediakan pakan lebah madu cukup banyak.
Peternak lebah madu di pulau Jawa umumnya mengembalan lebah madu ke perkebunan Karet, Kapuk, Rambutan, Lengkeng, Mangga, Kopi dan Duwet . sehingga dihasilkan Madu berdasarkan spesifikasi jenis bunga.
Antara bulan Mei hinga September inilah saat di mana peternak lebah madu menikmati manisnya pendapatan dari hasil lebah madu seperti madu dari berbagai jenis bunga, Bee pollen dan Royal jelly.
Setelah bulan September peternak lebah madu mengalami masa paceklik, dimana musim madu telah lewat. Untuk menutupi biaya perawatan lebah madu maka umumnya peternak mengembalakanya lebahnya ke perkebunan jagung, disini peternak lebah madu dapat menghasilkan Bee pollen jagung dan Royal jelly.
Kendala yang biasa dihadapai Peternak Lebah Madu:
1. Factor Alam (cuaca):
Tahun 2007 banyak peternak lebah madu yang gulung tikar akaibat cuaca yang tidak menentu. Sebagia contoh peternak lebah dengan perhitungan tahun sebelumnya biasanya panen madu kelengkeng sekitar bulan September. Dengan asumsi tersebut peternak lebah madu akan mengembalan lebahnya ke daerah Ambarawa namun akibat cuaca yang tidak menentu ternyata pohon kelengkeng gagal berbunga.
Peternak yang sudah terlanjur membawa koloni lebahnya ke tempat tersebut tentu akan rugi besar selain biaya tarnsportasi yang mahal juga banyak lebah yang mati kelaparan.
2. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat Indonesia banyak yang mengagap peternak lebah madu sebagai hama tanamannya. Sehingga sebagian masyarakat akan mengusir peternak lebah madu yang masuk keareal perkebunannya. Atau kalau di izinkan maka sewa lahan sebagai tempat beternak lebah sangat mahal.
Hal ini tentu sangat berbeda dengan peternak lebah madu di luar negri. peternak lebah justru di cari untuk membantu penyerbukan perkebunan dan diberi upah karena telah membantu meningkatkan hasil produksi pertaniannya.
Syarat untuk berhasil dalam bisnis ini cukup dengan menimba ilmu dan menerapkan pengetahuan yang dimiliki tentang kehidupan koloni lebah. Misalnya suhu ideal yang cocok bagi lebah adalah sekitar 26 derajat C, pada suhu ini lebah dapat beraktifitas normal. Suhu di atas 10 derajat C lebah masihberaktifitas. Di lereng pegunungan/dataran tinggi yang bersuhu normal (25 derajat C). Lokasi yang disukai lebah adalah tempat terbuka, jauh dari keramaian dan banyak terdapat bunga sebagai pakannya.
Selengkapnya...